Inilah jalan menuju kampungku ku, Kecamatan Tiro.Ini juga jalan menuju rumahnya bapak bupati pidie yaitu sarjani Abdullah.Ini juga jalan menuju pengambilan bahan baku untuk membuat jalan-jalan besar seperti pasir, batu dan pembuatan material aspal lainnya.
Dari tahun ke tahun selalu begini kondisi jalannya, bukan tidak pernah diperbaiki oleh pemerintah kabupaten pidie, tapi kondisi jalan yang kembali rusak dan bahkan tidak bertahan lama setelah diperbaiki.
Tidak tau apa penyebabnya ?? apakah kualitas bahan yang digunakan kurang bagus atau pengerjaannya yang tidak sesuai dengan teknis. Disisi lain juga ada penyebab lain seperti muatan yang berlebihan, seperti kita lihat digambar, jalan yang hanya standar jalan kecamatan tapi setiap hari dilalui oleh puluhan truk yang bermuatan berat, truk yang membawa batu dan pasir berair tentunya menyebabkan jalan cepat rusak. Puluhan truk setiap hari menggangkut hasil bumi dari sungai Tiro berupa batu dan pasir untuk bahan dasar pembuatan bangunan dan juga pembuatan jalan di daerah lain, hal ini sangat ironis dengan penderitaan yang masyarakat rasakan. Menghirup debu dan melewati lumpur dari belakang truk tersebut sudah menjadi konsumsi sehari-hari, belum lagi kadang ada supir truk yang ugal-ugalan dan usil membunyikan klakson sangat besar, ini juga menyebabkan rawan terjadinya kecelakaan apa lagi pada jam-jam sibuk siang hari ketika siswa pulang sekolah, kondisi seperti ini sangat mengganggu kenyaman kami terutama masyarakat yang menggunakan kendaraan roda dua. Seharusnya ada kebijakan atau solusi untuk mengatasi ketidaknyaman ini dari pemerintah kabupaten. Mungkin disediakan jalur khusus untuk truk pengangkut pasir, dibatasi jumlah truk yang melintasi jalan Tiro, atau bahkan kami para pengendara roda dua yang harus mengganti ban sepeda motor biasa menjadi ban sepeda motor trail untuk mengantisipasi jalan berlubang ataupun jalan licin.....hmhmhm !!!!
0 komentar:
Posting Komentar