Hembusan angin dan silau
cahaya sunset yang indah di balik pulau-pulau kecil menamani senja ku di pulau
perbatasan ini, lalu lalang kapal dan boat-boat kecil di pelabuhan kian
menambah suasana khas daerah kepulauan. Sejenak aku ingin mengungkapkan
kerinduanku terhadap keluargaku, sahabatku, dan seseorang yang ada diseberang
sana, tapi aku tak punya untaian kata yang indah, setiap aku ingin merangkai
kata terasa buntu dan kehilangan kata terlebih mata ini selalu mengantuk ketika
mencoba menulis tentang kerinduan ini.
Kali ini aku mulai
bercerita tentang mengapa akhir-akhir ini aku jarang atau terlambat membalas
bbm darinya. Aku baru saja tinggal di daerah kepulauan yang termasuk kedalam
daerah 3T yaitu terluar, teredepan, dan tertinggal dan bisa dipastikan kualitas
sinyal disini sangat pas-pasan apalagi untuk bbman sudah tak secepat dulu.
Semoga ia memaklumi nya, penuh harap ...!!!
Setelah mendapat izin
dari orang tua dan keluarga serta dukungan dari dirinya aku mantap untuk memututuskan
berangkat dari Aceh ke salah satu kabupaten yang berada di tengah laut cina
selatan yaitu kabupaten Kepulauan Anambas provinsi Kepulauan Riau. Aku
mengikuti sebuah program dari kementrian pendidikan yaitu SM-3T (Sarjana
Mendidik di daerah Terluar Terdepan dan Tertinggal) dimana selama setahun kami
para sarjana pendidikan mengabdi di pulau ini.
“Kakak.....kakak...” terdengar suara
memanggilku.
“Ayok jalan-jalan...!!!! dengan nada
manja, itulah suara sahabat kecilku disini, mereka yang kadang cerewet, mereka
yang penuh senyum ceria menemani hari-hariku. Pelabuhan dan Jembatan SP (Semen
Panjang) menjadi tujuan jalan-jalan sore ini, diujung jembatan kami bisa
menikmati keindahan sunset yang berwarna kemerah-merahan dan kelak mungkin
menjadi jembatan kenangan buat kami.
Malam itu aku melihat
sahabatku sedang menelpon, aku tak tau siapa yang sedang dia telpon mungkin
orang yang sangat dia rindukan, hal itu terlihat dari lamanya dia bercengkrama
di telpon. Bicara tentang rindu, aku juga sedang merindukan seseorang
diseberang sana, hampir dua bulan kami tidak bertatap muka semenjak kepergianku
ke Tanah Melayu ini. Malam itu juga kuputuskan untuk menghubunginya melalui
telpon seluler ku, satu panggilan tak bisa masuk mungkin sinyal tidak bagus,
kemudian aku coba menghubunginya lagi dan dia mengangkatnya terdengar suara
riuh khas warung kopi dari telponnya, dia menyepi dan kami berbicara saling
bercerita, tak berapa lama dia pamit untuk menutup telpon karena tak enak
dengan teman-teman ngopinya dan berjanji lain kali akan menghubungiku. Bagiku
hal itu sudah menjadi hal biasa ketika ia sibuk dengan teman-temannya serta
dengan berbagai kegiatan lainnya, terlebih sejak awal kami berkenalan memang
kami tak hobi bertelpon ria seperti kebanyakan orang lainnya.
Bersama sahabat kami
melewati malam di sebuah tempat yang ku sebut “taman langit”, dimana sebuah
teras dilantai dua yang beratap langit dan berlampu hias bintang-bintang kecil,
ditaman langit itulah kami bisa menghirup udara segar dan mendengar musik-musik
saundtrack kehidupan sesuai perasaan yang sedang kami rasakan. Dalam hati kecil
bergumam aku dan seseorang diseberang sana masih berada dibawah langit yang
sama dan melihat bulan yang sama, hmhmhm,,,,,terus aku tersenyum sendiri
kupikir ini lucu seperti dalam lirik lagu saja, tapi ini benar adanya
kurasakan.
Tiga bulan pertama sudah
kulewati di tempat pengabdian ini dan tak ada kendala yang berarti, itu semua
berkat semua orang disekelilingku yang menyenangkan para sahabat, guru dan siwa
disekolah, serta mereka yang sangat berbaik hati para keluarga dan sahabat
baruku yang baru kukenal selama di Anambas ini. Setiap pagi ku berangkat
sekolah selalu kudapati bbm pending yang baru masuk dari seseorang diseberang
sana, berisi ucapan selamat pagi, selamat beraktivitas, dan gambar-gambar
setangkai mawar ataupun gambar secangkir kopi.
“selamat pagi cek gu” itulah satu
pesan yang masuk dipagi yang cerah ini. Itulah gambaran sosok seseorang yang
berada di seberang sana, sangat cuek tapi kadang kala penuh kejutan romantis.
Beberapa bulan kemudian
kudapati kabar kalau dirinya sedang sakit dan sudah beberapa kali keluar masuk
rumah sakit, sahabat dekatku semasa kuliah ikut menjenguknya dan dia
mengirimkan untuk aku foto dirinya sedang terbaring lemah dirumah sakit dengan
wajah pucat dan badan yang lebih kurus dari biasanya.
Yaa....dia sahabat baik aku tetapi
juga sudah menjadi sahabatnya, begitu juga sebaliknya, sahabat dirinya juga
menjadi sahabat aku, itulah sesosok dirinya yang suka bergaul, ramah dan mengajari
kami makna persahabatan, kadang kala semasa kuliah sambil menyelesaikan skripsi
kami sering duduk ngopi satu meja bersama sahabat aku dan sahabat dirinya,
itulah momen yang paling sangat aku rindukan !!!
Aku dan dirinya selama
beberaba bulan terakhir ini memang komunikasi sudah tak sebaik dulu banyak
penyebabnya dan aku memaklumi semua itu, ketika aku menelpon dirinya tak bisa
lama berbicara paling hanya lima menit dan terdengar jeritan kesakitan, tapi
dia tak pernah mengeluh dan tak pernah bercerita separah apa sakitnya, dia
hanya pamit untuk menutup telpon karena tak sanggup bicara, begitu juga dengan
sms hanya satu dua sms yang bisa dia balas. Komunikasi yang tak baik juga
diperparah lagi dengan kondisi tempat aku tinggal yang kadang sinyal telpon
atau sms bisa hilang total sampai dua hari, ditambah lagi dengan hoby aku
setiap akhir pekan libur sekolah senang mengunjungi pulau-pulau tak berlistrik
dan juga tak bersinyal yang sama sekali tak bisa berkomunikasi. Tetapi dirinya
tak pernah marah dengan hoby aku, malah mendukungnya “ selagi ada di pulau
tersebut, telusurilah semua keindahan alam dan budaya masyarakat setempat”.
Hari-hari demi hari
kulalui dengan rasa hambar yang tak semanis dulu, jarang mengabari dan jarang
bercerita dengan dirinya....
Hmhmhm...aku berfikir “apa alasanya
saja sedang sakit sehingga tak mau berbicara lama-lama lagi dengan aku”
ahh...tapi itu tak mungkin, karena aku kenal betul dengan karakter nya...
Aku menunggu dalam penantian panjang
ini, ingin memperbaiki komunikasi seperti semula, tapi semuanya tak bisa karena
kondisi dirinya yang tak bisa kulihat dengan kasat mata bagaimana sebenarnya,.
Aku tetap sabar dalam ketidaksetianku
di pulau ini, terkadang disini aku juga dekat dengan beberapa orang teman
lelaki, tapi aku tak pernah menyembunyikan kalau sebenarnya ada seseorang
diseberang sana yang sedang aku fikirkan, bahkan aku juga bercerita tentang
dirinya kepada teman lelaki ku itu.
Maaf kan aku yang tak mampu untuk
setia....!!!!
Ya...aku memang tak mampu untuk setia
seperti setia yang orang-orang katakan, tapi dalam ketidakpastian hubungan aku
dengan dirinya aku tetap menganggap kalau dirinya ada. Itu bisa ku buktikan ....
“selama di pulau ini aku tak pernah berjanji ataupun membuat komitmen dengan
lelaki manapun” Terkadang ada benarnya
dengan suatu kata bijak yang kudapati dari sahabatku “ jangan biarkan aku
terbiasa tanpa kabarmu, ku takut waktu bisa merubah segalanya” ya inilah yang
sedang kami alami, waktu perlahan mulai merubah segala yang kami miliki.
Malam minggu ini tak seperti
biasanya, melalui telpon seluler dirinya begitu bersemangat dalam bercerita tak
seperti biasa, dirinya meminta maaf kalau selama ini jarang mengabari aku,
malam itu juga aku mendapat kabar gembira kalau dirinya sudah sembuh dan akan
segera kembali dari luar kota, kota yang selama ini dia berobat. Dirinya juga
mengetahui kabar kepulangan aku dipercepat menjadi pertengahan agustus, entah
dari mana dia mencari tau kabar tersebut. Tapi aku tak mengiyakan begitu saja
kabar kepulanganku, aku tetap mengatakan akan pulang pada awal september.
Yaaa..malam itu aku memang merasakan kebahagian seperti sediakala....
Tring,,,tring,,,tring,,,. bunyi bbm
di pagi itu, segera ku membuka hp yang kuletakkan dijendela kamar karena
dijendela agak bagus sinyalnya, dan kudapati bbm dari nya berisi sebuah foto
tulisan tangan yang kata-katanya “ Miss
You Boh hatee lon“ menggunakan bahasa Aceh yang artinya “Merindukan mu Kekasih
hatiku”, dan bisa kupastikan kalau itu memang benar tulisan tangannya
sendiri karena aku mengenali tulisannya...hm,,,hm,,,hm,,, aku tersenyemum
sambil membalas bbm tersebut, tapi tak terkirim kedirinya karena sinyal di kost
lebih jelek dari pada di sekolah, sedangkan hari itu minggu dan libur sekolah.
Senin 06 juli 2014,
seperti hari lainnya aku kesekolah dengan senyuman diwajah menyapa para
siswaku, namun hari itu siswa cepat dipulangkan karena disekolah ada kegiatan
para majelis guru, jam 12 siang kegiatan guru telah selesai dan kami
bersiap-siap untuk pulang, namun tiba-tiba hujan disertai angin kencang
menyambangi sekolah sehingga kami tertahan disekolah. Sambil menunggu hujan
reda kami bercanda-canda dengan para guru. Tak lama kemudian handphone aku
berdering, ternyata ada panggilan nomor baru dan aku pun mengangkatnya. Suara
seorang perempuan yang terbata-bata dang mengaku kalau dia adalah keluarga dari
seseorang yang berada disebarang sana, dia mengabari kalau dirinya sedang sakit
keras dan sudah masuk diruang operasi dalam kondisi tak sadarkan diri, dia
meminta doa supaya proses operasinya lancar dan segera dia menutup telponnya.
Rasanya tak percaya, baru malam kemarin dia mengaku sudah sembuh, apa mungkin
aku yang salah dengar karena hujan juga sangat deras siang itu membuat suara
ditelpon juga kurang jelas.
Pikiran ku tak karuan
semua bercampur aduk sedih dan sangat terkejut, tapi aku mencoba menepis semua
pikiran yang tidak baik yang merasuki pikiranku saat itu, aku sudah tidak
tenang tak bisa duduk diam lagi, lantas ku putuskan pulang dalam hujan, dengan
kecepatan penuh aku menembus hujan siang itu, aku tak peduli dengan badan yang
sudah basah kuyub dan sepanjang perjalanan aku terus memikirkannya.
Setelah shalat ashar aku
mencoba menelpon nomor tadi siang yang menghubungiku, dan informasi yang
kudapat dirinya belum juga sadar pasca operasi, dan kata dia harapan untuk bisa
sembuh juga tipis sekali. Mendengar kabar seperti itu hatiku semakin sedih dan
penuh luka,,dalam lamunanku senja itu bermacam-macam pikiran bermunculan ....
Bagaimana kalau dirinya tak sadarkan
diri juga !!!
Bagaimana kalau dirinya pergi
meninggalkan ku selamanya !!!
Bagaimana jika kemarin itu kata rindu
terakhir darinya !!!
Bagaiimana dan bagaimana !!!
Berat sekali kulewati
senja itu, tak ada sunset yang indah, tak ada senyuman diwajah, aku duduk
sendiri di teras rumah rasanya lama sekali menunggu waktu magrib datang,..
Kringg...kringg...kringg....
Bunyi telpon dari kamar ku, segera ku
bergegas menganggkatnya, dan kabar yang kuterima dari telpon itu seperti petir
di siang bolong, seperti jantung berhenti berdetak, seperti ada sesak di dada,
aku mendapati kabar kalau memang dirinya telah meninggalkan ku untuk selamanya.
Jauh dari sini aku hanya bisa menahan
rasa sakit dan mencoba untuk ikhlas, sambil sekali-kali ku menerima telpon dari
teman-teman dirinya dan juga temanku yang ingin memastikan kabar duka tersebut.
Andai dirinya meninggal
seperti yang ada di film-film mungkin takkan seduka ini yang kurasakan, sempat
berpamitan, sempat berwasiat dan sempat bermaafan sebelum ajal menjemputnya,
tapi itu hanya ada di dalam film-film.
Ternyata betul seperti firasatku
kalau pesan yang dirinya kirim beberapa hari yang lalu menjadi kata rindu terakhir
buat ku.
Hanya beberapa bulan lagi
menjalani hari di langit perbatasan ini, walaupun masih dalam keadaan sedih,
aku mencoba ikhlas dan selalu berprasangka baik kepada-Mu,...!!!!!
Indah rencanamu yang menciptakan
jarak diantara kami sebelum kami benar-benar pisah, untuk memudahkan menghadapi
kenyataan untuk benar-benar berada dalam jarak sesungguhnya di alam yang
berbeda.
Indah rencanamu yang selalu
menghadirkan cinta dan kebahagian dari orang-orang terdekatku.
Banyak pembelajaran yang kudapati
dari kejadian ini :
Belajar arti sabar dari kehilangan
ini, belajar arti memiliki, belajar arti bersyukur atas nikmat-Nya.
Untuk mendapat sesuatu yang lebih
baik, kita harus terlebih dahulu kehilangan sesuatu yang kita miliki, kemudian
Allah menggantikan dengan sesuatu yang lebih indah.
Kepulauan Anambas KEPRI, Agustus 2015
ππππππππππ₯π₯π₯π₯π₯ππππππππππππ
BalasHapusππππππππππ₯π₯π₯π₯π₯ππππππππππππ
BalasHapusHiks hiks cerita lama aja bang yg imah post..
BalasHapus