Sebelum saya menulis tulisan ini saya pernah membaca sebuah tulisan disebuah blog dengan judul
“Bertualanglah Sebelum Istrimu Melarangnya” nah dalam tulisan tersebut
diceritakan keindahan berpetualang, mencintai alam, dan menghabiskan masa muda
dengan mengunjungi tempat-tempat baru yang jarang dikunjungi oleh orang lain.
Ketika nanti sudah memiliki istri dan anak tentunya berpetualang tidak mudah
dilakukan lagi, karena ada banyak hal yang harus dilakukan, sibuk bekerja,
sibuk mengurusi istri, dan sibuk antar jemput anak ke sekolah, itulah sekilas
cerita dalam blog tersebut.
Dalam tulisan ini saya mengambil
judul yang hampir sama dengan tulisan tersebut, bedanya mungkin karena yang ini
penulisnya perempuan sementara tulisan sebelumnya yang menulis adalah
laki-laki.
Berbeda-beda cara orang menikmati
masa muda, ada yang sangat aktif bergabung di organisasi sana sini, ikut
program-program yang menantang dan menguji nyali, ada yang gemar mengikuti
berbagai cabang olah raga dan ada yang hanya sekedar kuliah antara kampus dan
tempat tinggal. Ada lagi sebagian anak
muda yang menghabiskan masa mudanya dengan berdiam diri di kamar
ditemani gadget dan hidup diatur-atur oleh orang yang mereka sebut pendamping
hidupnya, setiap saat harus lapor mau kemana “sedang apa, dimana, dan dengan siapa”. Padahal diluar
sana masih banyak hal-hal baru yang harus kita pelajari, karena tantangan yang
sesungguhnya adalah alam disekitar dan kehidupan sosial. Well ... hidup ini adalah pilihan bagaimana cara kita menikmati
hidup yang pasti ceritanya juga akan berbeda antara mereka yang suka
berpetualang dengan mereka yang suka berdiam diri.
Bali, Bersama wisatawan dari luar negeri
Bali, GWK (Garuda Wisnu Kencana)
Terkait judul diatas “Berpetualanglah
Sebelum Suamimu Melarangnya” nah berpetualang itu juga berlaku kami yang
perempuan, tidak ada salahnya jika kami perempuan ingin menikmati hal-hal baru,
mengunjungi tempat-tempat yang indah, tentunya dengan mengutamakan keselamatan
dan norma-norma yang berlaku. Dengan berpetualang hal-hal yang dianggap tabu
tapi nyata bisa kami lalui, contohnya siapa yang mampu dan berani bertahan di
pulau tak berpenghuni, tak ada air tawar, tak ada kamar mandi, tak ada dapur
apalagi sinyal handphone. Tetapi bagi kami yang suka berpetualangan pernah
tinggal dipulau tersebut selama 3 malam 3 hari, beratapkan awan, berlampukan rembulan ditambah
cahaya bintang, permadani lembut dari pasir putih dan ditambah romantis dengan
gesekan suara ombak yang melambai-lambai. sangat indah bukan ceritanya ketika
kami ceritakan dimasa tua kelak.
Pulau Bawah, Anambas-Kepri, pernah dinobatkan sebagai pulai tropis terexsotic se-Asia
Keindahan Pulau Jemaja Timur, Kepulauan Anambas, Kepri
Ketika mendapat izin dari keluarga,
maka kami perempuanpun tak sungkan-sungkan untuk berpetualang selagi ada
kesempatan, sebelum suami melarangnya. Bisa dipastikan ketika kami menjadi
istri nanti sehebat apapun karir kami diluar sana, maka seorang perempuan itu
tidak bisa jauh dengan yang namanya dapur, sumur, dan kasur. Ya itulah
sejatinya naluri seorang perempuan, maka berpetualanglah selagi ada kesempatan
sebelum suaminu melarang hehehe
0 komentar:
Posting Komentar